Kamis, 19 Januari 2012


Liburan, adalah saat yang paling ditunggu tidak hanya oleh siswa tapi bapak ibu guru pun juga mengharap hadirnya. Bagi siswa kesempatan ini digunakan untuk melepas penat selama satu semester bergelut dengan buku, tugas, ulangan harian atau mungkin punishment guru bagi anak-anak special. Liburan bagi siswa juga merupakan kesempatan untuk berkunjung ke rumah Grandmom. Desa yang indah, panen raya, menggembala sapi, mancing, dan  main lumpur adalah cerita wajib yang hampir pasti mencuat saat anak-anak diminta oleh guru bahasa untuk bercerita pengalaman liburnya,walau tidak sedikit siswa yang waktu liburnya justru habis untuk membantu memenuhi kebutuhan harian orang tuanya karena memang perekonomian di negeri ini sangat timpang.
Sementara bagi bapak atau ibu guru moment liburan adalah kesempatan untuk introspeksi diri, bermuhasabah dalam rangka menemukan kekurangan pelayanan yang diberikan pada peserta didik. Hakikatnya tidak ada kata libur dalam kamus guru karena guru dituntut untuk dapat merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi serta mengadakan tindak lanjut berupa remedial and enrichment, kalau dalam bahasa management guru harus dapat mem-POACE dalam setiap langkah . Planing, organizing, actuating, and controlling adalah kuncinya, waktu liburanlah yang tepat digunakan untuk EVALUASI GLOBAL perjalanan proses pembelajaran dalam satu semester. Sungguh berat beban yang diamanatkan kepada guru. Ini belum seberapa, coba kita tengok bagaimana keseriusan guru di negara tetangga, di Jepang para Guru mengakhiri kerjanya rata-rata jam 10 malam. Jangan Tanya gajinya, coba kita perhatikan semangat, konsistensi dan tanggung jawabnya. Sungguh berbeda ethos of Japan dengan our ethos.
Pada awal liburan semester I bapak ibu guru SD muhammadiyah Sukorejo mencoba untuk menahan nafsu, ya benar-benar menahan nafsu untuk menghabiskan waktu liburnya untuk bercengkrama dengan keluarga, mereka meluangkan 3 hari untuk evaluasi diri, pembinaan rukhiyah dan menambah ilmu tentang profesionalitas kerja. Lebih dari sekedar bekerja bahkan karena sebagai guru bisa diibaratkan sebagai “nabi” yang senantiasa tulus ikhlas dalam menyampaikan dan mengajarkan nilai, yah nilai dalam arti value.
Kegiatan Evaluasi Global dilaksanakan pada tanggal 20,21, dan 22 Desember 2011 di ruang kelas I Nuh SD Muhammadiyah Sukorejo. Pada hari pertama diikuti oleh semua guru dan karyawan, datang tepat waktu adalah komitmen bersama. Semua khusyuk mengikuti kegiatan, pisang, gorengan dan teh anget menjadi teman setia yang menambah suasanan rapat menjadi gayeng. Inilah yang disebut dengan semangat kekeluargaan, mudah-mudahan sense of belonging terhadap SD Muhammadiyah Sukorejo juga kian meningkat. Kegiatan hari pertama diawali dengan motivasi dari kepala sekolah. Beliau menyampaikan bahwa sekolah swasta harus memberikan pelayanan prima kepada wali murid dan peserta didik. “Pelayanan ini yang menjadikan differensiasi sehingga sekolah kitas diminati.” kata pak Is Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Sukorejo. Berbagai rumusan program tindak lanjut telah disepakati dalam rapat. Program komunikasi bahasa jawa, penambahan jam belajar untuk anak special dan kelas VI, perubahan sistem guru mapel menjadi guru kelas bagi kelas III, perbaikan pola komunikasi dengan wali murid, aktivasi program ekstra kurikuler, bina lomba dan tidak ketinggalan perbaikan sarpras menjadi program yang  akan dilaksanakan pada semester dua. Pada sesi ini diakhiri dengan pembacaan berbagai masukan bahkan complain  dari wali murid oleh bapak Yulistiyanto, S.Pd. wali kelas III Ismail. Seorang pendidik muda yang sungguh energik, inovatif dan  murah senyum serta sedikit suka humor.  Dengan mata berkaca-kaca beliau membacakan kata demi kata masukan dari wali murid kelas tiga, ada yang memuji tapi sebagian besar merupakan pengaduan ketidakpuasan atau dalam bahasa kerennya complain. Sontak semua peserta rapat diam terbelalak menyaksikan tampilan slide karena pak yul (panggilan akrab beliau) saat membaca sekaligus ngetik di note book sehingga kata demi katanya langsung muncul di layar. “Saya kecewa dengan pelayanan di SD muhammadiyah Sukorejo, sangat berbeda dengan ketika anaka saya kelas 2. Gurunya ramah , komunikatif, tugas selalu di koreksi. Sekarang setelah anak saya kelas tiga kondisinya jauh berbeda, 180 derajat.Dulu siswa dicari sebanyak-banyaknya tapi setelah diterima tidak diopeni.”Begitulah Pak Yul menirukan ucapan wali murid.  Ada 2 anak kelas III yang mengajukan pindah ke SDN II Sukorejo, sungguh ini pil pahit yang harus ditelan. Menusuk tajam direlung hati. Ini sebuah kenyataan ketika amanah  tidak serius digarap maka bersiaplah untuk merugi, mereka satu demi satu akan pergi karena kecewa hati. Mengelola sekolah swasta tak jauh berbeda dengan dunia perdagangan, siapa yang dapat memuaskan pelanggan, memenuhi kebutuhan pasar merekalah yang akan eksis. Hari pertama kegiata evaluasi global berakhir dengan hati kemrungsung.
Waktu menunjukkan pukul 07.30 WIB beberapa guru sudah mulai memijakkan kaki di kampus SD Muhammadiyah Sukorejo. Hari ini sedikit berbeda suasananya ada tambahan peserta. Principle MI Muhammadiyah Pagersari sak wadyo bolo ternyata mendengar kalau SD Muhammadiyah mengadakan special event di liburan semester gasal. Mereka ikut bergabung bukan untuk kegiatan evaluasi KBM tentunya karena hari kedua kegiatannya adalah Ngaji bareng Ustadz Hairudin yang menjabat sebagai Ketua Majelis Ekonomi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah. Pada sesi pertama beliau menyampaikan materi tentang takdir. Sungguh berbeda dengan paradigma takdir yang telah dipahami sebaian besar peserta. Takdir Allah itu berupa sunatullah, Allah tidak mejustifikasi kita jadi miskin atau kaya. Semua adalah pilihan, Allah  sudah menunjukkan jalannya masing-masing, Allah telah menentukan konsekuensi-konsekuensi. Kalau rajin bekerja maka akan kaya, sebaliknya jika malas miskinlah adanya. Takdir adalah hukum kausalitas dari Allah Sang  Hyang Maha Sempurna. Ada peserta yang bertanya, Berarti Allah tidak campur tangan dalam keberhasilan atau kegagalan kita, terus apa gunanya shalat istikharoh ketika kita dibingungkan dalam menentukan pilihan?Beliau menjawab, “kalau jalan yang kita tempuh sudah 100% sesuai dengan sunatullah maka kita tidak memerlukan campur tangan Allah, namun dalam setiap langkah manusia selalu diliputi dengan kekurangan yang menjadi fitroh manusia, jadi doa dan pertolongan Allahlah yang akan mengantarkan pada sebuah keberhasilan. Kalau baik buruknya manusia telah ditentukan oleh Allah maka orang yang masuk neraka akan protes, beliau menambahkan. Sungguh berbeda dengan yang selama ini dipahami.
Sesi kedua dimulai sekitar pukul 13.00, sebelumnya semua peserta sholat berjamaah di Masjid Mujahidin kemudian menikmati menu makan siang; brongkos plus, bukan plus yang macam-macam namun tempe goreng yang menjadikan menu siang itu kelihatan agak aneh…, alhamdulillah habis juga. Materi kedua merupakan materi spesial yang disiapkan untuk anggota dewan, dewan guru tentunya. Tugas guru bukan sekedar transfer of knowledge  yang sukses dan tidaknya diukur menggunakan indikator nilai –non value alias jejeran angka-angka satu sampai seratus. Namun sekali lagi lebih dari itu dewan guru memikul tugas berat sekaligus mulia. Membangun karakter adalah tugas utamanya. Karakter dasar, karakter unggul, dan karakter pemimpin. Peduli, jujur dan disiplin merupakan prilaku yang harus tertanam dalam setiap murid sedini mungkin. Ikhlas dan tanggung jawab tingkatan berikutnya yang harus ditanamkan sebagai karakter unggul, kemudian pada level berikutnya tanggung jawab guru adalah mencetak calon pemimpin yang berprilaku adil dan ksatria. Maju tidaknya sebuah negara tergantung bagaimana keseriusan membangun karakter penghuninya. Hujan lebat, adzan asar berkumangang acara hari keduapun usai. Benar-benar pendidikan akidah yang singkat namun begitu bermakna, sungguh berbeda; takdir adalah hukum kausalitas dari kausa prima sang pencipta jagad raya.
Lain lagi ceritanya pada hari ketiga, pada hari terakhir ini segenap guru dan karyawan SD muhammadiyah Sukorejo dimotivasi oleh Mohammad Binawan. Beliau adalah headmaster SD Muhammadiyah Parakan, sekolah yang berhadapan dengan Rumah Sakit Islam Kalisat Temanggung. Dari amal usaha yang ada, kita bisa melihat betapa seriusnya pengelolaan organisasi dakwah di wilayah ini. Pak Bin memaparkan tentang pengelolaan dan budaya kerja disekolah beliau, tangan besi adalah istilah yang tepat untuk menggambarkan bagaimana konsistensi aturan dijalankan. Bukan sewenang-wenang, tapi upaya menumbuhkan budaya disipin benar-benar menjadi komitmen. Kita bekerja di lembaga swasta jadi tidak ada liburnya, kata beliau. Sekolah swasta dituntut untuk dapat memuaskan wali murid, bekerja keras, bekerja cerdas sekaligus ikhlas. Lain dengan pegawai negeri yang matipun digaji, beliau menegaskan. Tidak ketinggalan pada sesi ini tim dari SD muhammadiyah parakan juga memaparkan tentang bagaimana aplikasi character building dalam kegiatan belajar mengajar. Di akhir acara ada peserta yang bertanya, kapan waktu istirahatnya pak? Beliau menjawab, hampir tidak ada waktu istirahat, our hand phone 24 hours on call. Begitulah seharusnya komitmen pendidik di negeri ini, sungguh uswah yang nyata tentang pembangunan karakter bangsa, bukan melalui seminar maupun  semiloka. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.        (Qs. AlInsyirah :7-8)
 Begitulah liburan ala SD Muhammadiyah Sukorejo, semoga firman Allah di atas tidak hanya dihafal tapi mewujud menjadi prilaku nyata. Amiin. --- mas bambang sirap---

 

.

0 komentar:

Posting Komentar

Unordered List

Sample Text

Asma'ul Husna

sdmimuh.sukorejo@gmail.com. Diberdayakan oleh Blogger.

Text Widget

Entri Populer

About Me

Foto Saya
SD-MI Muhammadiyah Sukorejo
Merupakan lembaga pendidikan Islam yang berorientasi ke masa depan yang berupaya mengarahkan para siswanya agar menjadi generasi yang siap hidup di jamannya. Semua aktifitas pendidikan diarahkan agar anak mampu menyeimbangkan antara fikir, dzikir ilmu dan amal.
Lihat profil lengkapku

Followers